Jumat, 27 Maret 2009


Ukhuwah…
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak,
Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.
Aku mendesak, menghardik, memarahinya,
Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf,
Serasa berkata : “aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !”
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka.
Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa ?
Langit sunyi-senyap
Ah! Mungkin Tuhan sudah mengangkat keong kesana!
Baiklah! Lepaskan saja!
Toh Tuhan sudah tak peduli, untuk apa mengurusnya
Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.
Pelankan langkah, tenangkan hati….
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ? Barulah aku teringat,
Mungkin aku telah salah menduga! Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan.





Bertemu, Ta’aruf dan Tafahum
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi dan menunjukimu akan jalan kebenaran,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.
Saat bertemu teman yang dapat dipercaya,
rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu orang yang berbuat baik padamu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu dan membuatmu mengerti akan kebaikan,
Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.
(bwt yang dah nikah lho…J)
Setiap mawar berduri, sama seperti sifat dalam setiap diri manusia, ada sebagian hal yang tak dapat kau tahan/sabar.

Melindungki sekuntum bunga mawar, tidak harus menghilangkan durinya, hanya bisa belajar bagaimana tidak terluka oleh durinya, masih ada lagi, yaitu bagaimana tidak membiarkan duri kita melukai orang yang kita cintai.

1 komentar:

  1. Trenggalek, 02 Oktober 2008

    Harus ku akui sukar untuk menjelaskan, untuk apa semua ini kulakukan.
    Semua hanya memperlihatkan kerinduan gambaran perasaan. Dunia jauh mengabur, laksana kabut senja yang menerawang cakrawala. Kusucikan bibir ini dengan api suci untuk berbicara tentangmu, namun tubuh ini diam dan sendiri, cekam berlalu dengan beku.
    Kadang semua ini terasa sulit bagiku, aku merasa bumi yang kupijak penuh dengan kebohongan. Semua terasa dekat dan pengap. Seolah aku merasa sendiri di dunia ini.
    Namun dalam kesendirian itu aku mencoba untuk melangkah walau dalam ketidakpastian. Aku hanya bermimpi bisa melihat dunia bagai suatu prosesi yang mengitari padang rumput hijau.
    Kuingin memanggil semua bintang, kuingin hidup yang tak pernah mati bersamamu, kuingin memelukmu dalam hujan, ingin kucium senyummu dan kurasakan sakitmu.
    Dalam mimpi itu kau memanggilku, maka kuikuti walapun jalan yang terjal dan berliku. Sayapmu merangkulku, dan aku pasrah serta menyerah, walau aku tahu pedang yang tersembunyi dibalik sayap itu melukaiku.
    Akupun terlungkai, terkapar dilembah kesunyian, kuhanya bisa terombang-ambing, mengambang dan lumpuh tanpa daya. Hanya satu penantianku,cintamu. Karenanya yang mengajarkanku untuk melindungimu dari kebohongan nyata, bahkan dari diriku sendiri.
    Aku tidak bisa melupakanmu sesaatpun. Kurasakan kerinduan ini demikian lama, tanpa mampu menceritakan kepada siapapun.
    Ku tahu, dalam pandanganmu semua ini hanya kegilaan belaka, namun bagiku, kau adalah cinta sejatiku. Mungkin besok takdir akan membawa dirimu ketengah-tengah kehidupan damai bersama orang lain, tapi akan membawaku kepada perjuangan batin dan kesengsaraan. Kau akan melihat keindahan, sedangkan aku akan berada dalam cekikan kesepian.
    Namun aku akan mendirikan sebuah patung cinta dan akan ku memujanya. Cinta itu akan menjadi satu-satunya selimut bagiku, akan kupakai dalam dinginnya malam, waktu subuh cinta itu akan membangunkanku dan membawaku ketempat yang jauh. Kala siang akan menuntunku kesebuah pohon yang rindang, mengajakku beristirahat dan bercanda dengan burung-burung geraja. Sore hari cinta itu akan membawaku kepinggir sungai untuk merasakan segarnya air jiwa. Dan waktu malam hari cinta akan menjadi lilin dalam kegelapanku.
    Kadang aku menangis saat aku sadar semua ini telah hilang. Wahai cinta, tidaklah kau merasakan kesedihanku.
    Kini yang kulakukan hanya menunggu, menunggu matahari terbit dari punggung pucuk gunung yang menyepuh pepohonan dengan rona keemasannya.
    Percayalah walaupun kulit ini mulai bersisik, tulang ini ini akan bersekutu dengan tanah dan matahari enggan menyinari lagi, aku akan selalu disini untukmu.

    BalasHapus